Kuliah Subuh Dalam Bulan Ramadhan 2023
Kuliah Subuh Dalam Bulan Ramadhan 2023. Kuliah Subuh dalam bulan Ramadhan adalah salah satu amalan yang banyak dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia. Kuliah Subuh merupakan sebuah pengajian yang dilakukan setelah shalat subuh berjamaah, di mana seorang ustadz atau dai memberikan tausiyah atau ceramah agama kepada jamaah yang hadir.
Dalam bulan Ramadhan, kuliah Subuh memiliki makna yang sangat penting karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah dan keutamaan dalam Islam. Banyak umat Islam yang mengambil kesempatan ini untuk memperbanyak ibadah dan meningkatkan pemahaman mereka tentang agama.
Kuliah Subuh dalam bulan Ramadhan biasanya membahas berbagai topik terkait agama Islam, seperti tentang puasa, shalat, zakat, haji, akhlak, dan lain sebagainya. Selain itu, kuliah Subuh juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kecintaan dan kecintaan kita terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Dalam memilih kuliah Subuh yang tepat, sebaiknya memilih yang disampaikan oleh ustadz atau dai yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang Islam. Selain itu, perlu juga memperhatikan tempat dan waktu kuliah, sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada kuliah subuh Ramadhan 2023 ini, akan megulas tentang berislam tingkat akhlak atau ihsan. Kulih subuh Ramadhan ini, bisa kita paparkan atau bawakan sesudah sholat subuh nanti. Apalagi materi dalam kuliah subuh Ramadhan ini berjudul berislam tingkat akhlak atau ihsan.
Berikut isi materi kuliah subuh Ramadhan 2023:
Hingga suatu saat ia tidak melakukannya lagi karna iya merasa sudah menyatu dengan Allah, ini adalah salah satu pemahaman sesaat apabila tidak dibimbing karena iya merasa sudah memperoleh kemampuan seperti karomah, jelasnya. Didalam Al-Quran ada sekitar 186 ayat yang menyebut kata ihsan dan ternyata ihsan ini perbuatan yang tidak dapat dilihat.
Jadi perbuatan yang kita perbuat apakah ini di maqom ihsan atau tidak kita tidak tahu karena itu ada di dalam hati kita, malaikat pun tidak tahu bagaimana suasana hati seorang mumin, yang tau hanya Allah karena Allah yang membolak-balikan hati seseorang. Apakah dia beriman atau tidak, apakah dia bermaksiat atau tidak, apakah dia ikhlas atau tidak, di dalam surat An-nisa ayat 23
Berbuat baik kepada orang tua atau berbuat jahat padanya tidak ada yang tau hanya Allah yang tau, oleh karna itu ihsan kepada orang tau harus di lengkapi dengan perbuatan baik seperti selesai melakukan ibadah haji, hajinya haji mabrur haji yang mendapatkan kebaikan-kebaikan
Di dalam Al-quran tercatat bahwa ihsan ada sekitar 22 macam perbuatan diantaranya adalah berihsan kepada orang tua, berihsan kepada tetangga, berihsan kepada orang yatim, berihsan kepada teman dan masih banyak lagi jadi mencakup dengan seluruh aspek kehidupan.
Tetapi ada orang yang berbuat ihsan kepada setiap orang tetapi dia tidak baik kepada diri sendiri itu disebut orang yumanis atau orang islam yang so yumanis dia tidak sholat dan tidak berbuat maksiat dia selalu berbuat baik kepada setiap orang, tidak pernah berbuat jahat itu sama saja dzholim kepada diri sendiri dan baik kepada orang lain, itu bagi Allah tidak ada gunanya seperti kalian membayar zakat tetapi tidak sholat itu zakat kalian tidak ada apa-apanya maka ihsan bukan berarti sekedar perbuatan baik.
Tingkatan perbuatan baik ada tingkatannya
Maka perkataan seorang sufi Hasan Al-basri berkata aku lebih suka memenuhi hajat sodaraku dari pada Itikaf setahun lamanya berarti membantu orang lain pahalanya lebih tinggi dari pada Itikaf. Itu hanya satu contoh belum lagi berkata baik kepada sodaranya berbaik sangka kepada sodaranya Maka disini Al-Ustadz Dr Hamid Fahmy Zarkasy ingin mengkholasohnya
Tingkat ibadah kepada Allah ada 3, Ali bin Abi Tholib berkata tingkat ibadah yang pertama adalah tingkat ibadah nya orang-orang pedagang karna pedagang ini kalau tidak untung rugi maka iya masih mengitung untung rugi nya, dia hitung pahala-pahala yang besar saja orang-orang seperti ini di sebut al-ibad atau hamba.
Kedua adalah ibadahnya seorang ahli ibadah dia menghamba kepada Allah sebagaimana seorang budak pasrah kepada pemilik nya seorang budak yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali yang diperintah tuannya, apa yang dicari oleh orang ini yaitu dia mencari ridhonya Allah. Apa yang Allah ridhoi iya kerjakan dan apa yang dilarang iya tinggalkan, jangan kan yang di larang yang syubhat aja dia tinggalkan.
Ketiga ibadatul arifin yang dia inginkan adalah marifatullah mengenal Allah. mengenal Allah itu engkau memahami apa yang menjadi irodatullah dan Allah memahami yang menjadi ridho Allah.
Mengenal Allah adalah tingkatan yang tertinggi orang yang seperti ini dia sudah tidak perlu berdoa karna Allah sudah tau apa yang ada di dalam hatinya dan orang yang seperti ini dia tidak berani meminta kepada Allah karna iya merasa bahwa dirinya hina apalah hak saya meminta sesuatu orang yang fakir ini, keikhlasan orang-orang seperti ini tidak perlu di tanyakan.
Al-Muhibbin hidup itu adalah untuk mencintai Allah seperti hadist ini. Dia tidak sholat tahajud, tidak puasa senin kamis tapi ketika ditanya oleh Rassulullah SAW. Apa yang kamu miliki?
Dia hanya menjawab, Saya mencintai Allah dan RasulNya.
Berarti kalau tingkat kamu cinta kepada Allah dan RasulNya sholat sedikit banyak amalnya tetapi semua karna Allah taala, hati-hati sholat nya banyak puasanya banyak tapi amal di luar itu tidak ihsan tingkatannya itu seperti saja anda masih berfikir seperti ibadah seorang pedagang. Jadi mari kita awali membiasakan diri beribadah kepada Allah dengan ibadah yang tingkat setinggi-tingginya agar kita meningkat kan keimanan kita setiap hari.
Yang dicari bukan pahala meskipun kita yakin akan diberikan pahala oleh Allah, akan tetapi yang kita cari adalah taqorrub kepada Allah. Apabila kita dicintai oleh Allah hidup di dunia maka anda tidak perlu khawatir maka dari itu kita harus mencitai Allah.
Ini adalah tingakatan-tingkatan bagaimana kita berislam.
Jadi berihsan seperti ini, kalau dia berkata dia tidak berkata yang buruk, kalo dia berbuat dia tidak pernah berbuat yang dilarang, kalo dia melakukan sesuatu dia berniat untuk mencari ridho tuhan, dan cintanya cinta kepada Allah SWT.*** Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
Kuliah Subuh dalam bulan Ramadhan biasanya membahas berbagai topik terkait agama Islam, seperti tentang puasa, shalat, zakat, haji, akhlak, dan lain sebagainya. Selain itu, kuliah Subuh juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kecintaan dan kecintaan kita terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Dalam memilih kuliah Subuh yang tepat, sebaiknya memilih yang disampaikan oleh ustadz atau dai yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang Islam. Selain itu, perlu juga memperhatikan tempat dan waktu kuliah, sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada kuliah subuh Ramadhan 2023 ini, akan megulas tentang berislam tingkat akhlak atau ihsan. Kulih subuh Ramadhan ini, bisa kita paparkan atau bawakan sesudah sholat subuh nanti. Apalagi materi dalam kuliah subuh Ramadhan ini berjudul berislam tingkat akhlak atau ihsan.
Berikut isi materi kuliah subuh Ramadhan 2023:
- Berislam tingkat akhlak atau ihsan? Berislam tingkat akhlak atau ihsan adalah tingkatan islam yang paling tinggi di antara berislam tingkat syariah dan berislam tingkat aqidah, tegas Dr. Hamid Fahmy Zarkasy.
- Ihsan yaitu kamu beribadah kepada Allah seakan kamu melihatnya dan apabila kamu tidak melihatnya sesungguhnya Allah melihatmu.
- Tetapi berislam tingkat ini terkadang masih banyak disalahkan oleh orang yang berislam dengan jalan tarikat, bertarikat itu berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah dan beribadah sebanyak-banyaknya kepada Allah.
Hingga suatu saat ia tidak melakukannya lagi karna iya merasa sudah menyatu dengan Allah, ini adalah salah satu pemahaman sesaat apabila tidak dibimbing karena iya merasa sudah memperoleh kemampuan seperti karomah, jelasnya. Didalam Al-Quran ada sekitar 186 ayat yang menyebut kata ihsan dan ternyata ihsan ini perbuatan yang tidak dapat dilihat.
Jadi perbuatan yang kita perbuat apakah ini di maqom ihsan atau tidak kita tidak tahu karena itu ada di dalam hati kita, malaikat pun tidak tahu bagaimana suasana hati seorang mumin, yang tau hanya Allah karena Allah yang membolak-balikan hati seseorang. Apakah dia beriman atau tidak, apakah dia bermaksiat atau tidak, apakah dia ikhlas atau tidak, di dalam surat An-nisa ayat 23
Berbuat baik kepada orang tua atau berbuat jahat padanya tidak ada yang tau hanya Allah yang tau, oleh karna itu ihsan kepada orang tau harus di lengkapi dengan perbuatan baik seperti selesai melakukan ibadah haji, hajinya haji mabrur haji yang mendapatkan kebaikan-kebaikan
Di dalam Al-quran tercatat bahwa ihsan ada sekitar 22 macam perbuatan diantaranya adalah berihsan kepada orang tua, berihsan kepada tetangga, berihsan kepada orang yatim, berihsan kepada teman dan masih banyak lagi jadi mencakup dengan seluruh aspek kehidupan.
Tetapi ada orang yang berbuat ihsan kepada setiap orang tetapi dia tidak baik kepada diri sendiri itu disebut orang yumanis atau orang islam yang so yumanis dia tidak sholat dan tidak berbuat maksiat dia selalu berbuat baik kepada setiap orang, tidak pernah berbuat jahat itu sama saja dzholim kepada diri sendiri dan baik kepada orang lain, itu bagi Allah tidak ada gunanya seperti kalian membayar zakat tetapi tidak sholat itu zakat kalian tidak ada apa-apanya maka ihsan bukan berarti sekedar perbuatan baik.
Tingkatan perbuatan baik ada tingkatannya
- Berbuat baik kepada diri sendiri
- Berbuat baik kepada orang lain
- Berbuat baik kepada Allah
Maka perkataan seorang sufi Hasan Al-basri berkata aku lebih suka memenuhi hajat sodaraku dari pada Itikaf setahun lamanya berarti membantu orang lain pahalanya lebih tinggi dari pada Itikaf. Itu hanya satu contoh belum lagi berkata baik kepada sodaranya berbaik sangka kepada sodaranya Maka disini Al-Ustadz Dr Hamid Fahmy Zarkasy ingin mengkholasohnya
Tingkat ibadah kepada Allah ada 3, Ali bin Abi Tholib berkata tingkat ibadah yang pertama adalah tingkat ibadah nya orang-orang pedagang karna pedagang ini kalau tidak untung rugi maka iya masih mengitung untung rugi nya, dia hitung pahala-pahala yang besar saja orang-orang seperti ini di sebut al-ibad atau hamba.
Kedua adalah ibadahnya seorang ahli ibadah dia menghamba kepada Allah sebagaimana seorang budak pasrah kepada pemilik nya seorang budak yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali yang diperintah tuannya, apa yang dicari oleh orang ini yaitu dia mencari ridhonya Allah. Apa yang Allah ridhoi iya kerjakan dan apa yang dilarang iya tinggalkan, jangan kan yang di larang yang syubhat aja dia tinggalkan.
Ketiga ibadatul arifin yang dia inginkan adalah marifatullah mengenal Allah. mengenal Allah itu engkau memahami apa yang menjadi irodatullah dan Allah memahami yang menjadi ridho Allah.
Mengenal Allah adalah tingkatan yang tertinggi orang yang seperti ini dia sudah tidak perlu berdoa karna Allah sudah tau apa yang ada di dalam hatinya dan orang yang seperti ini dia tidak berani meminta kepada Allah karna iya merasa bahwa dirinya hina apalah hak saya meminta sesuatu orang yang fakir ini, keikhlasan orang-orang seperti ini tidak perlu di tanyakan.
Al-Muhibbin hidup itu adalah untuk mencintai Allah seperti hadist ini. Dia tidak sholat tahajud, tidak puasa senin kamis tapi ketika ditanya oleh Rassulullah SAW. Apa yang kamu miliki?
Dia hanya menjawab, Saya mencintai Allah dan RasulNya.
Berarti kalau tingkat kamu cinta kepada Allah dan RasulNya sholat sedikit banyak amalnya tetapi semua karna Allah taala, hati-hati sholat nya banyak puasanya banyak tapi amal di luar itu tidak ihsan tingkatannya itu seperti saja anda masih berfikir seperti ibadah seorang pedagang. Jadi mari kita awali membiasakan diri beribadah kepada Allah dengan ibadah yang tingkat setinggi-tingginya agar kita meningkat kan keimanan kita setiap hari.
Yang dicari bukan pahala meskipun kita yakin akan diberikan pahala oleh Allah, akan tetapi yang kita cari adalah taqorrub kepada Allah. Apabila kita dicintai oleh Allah hidup di dunia maka anda tidak perlu khawatir maka dari itu kita harus mencitai Allah.
Ini adalah tingakatan-tingkatan bagaimana kita berislam.
Jadi berihsan seperti ini, kalau dia berkata dia tidak berkata yang buruk, kalo dia berbuat dia tidak pernah berbuat yang dilarang, kalo dia melakukan sesuatu dia berniat untuk mencari ridho tuhan, dan cintanya cinta kepada Allah SWT.*** Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.